Sutias Lepas Sri Lestari, Paraplegia Bermotor Tempuh 2.500 km

MEDAN- Sri Lestari sepintas layaknya penyandang distabilitas, dengan kursi roda yang menemani kemana pun juga. Yang membuatnya istimewa adalah kemampuannya menjadi inspirasi semua orang, khususnya para penyandang distabilitas untuk lebih maju dan tidak terpuruk dengan keadaan.

Sri Lestari (40)  perempuan asal Klaten, Jawa Tengah adalah seorang paraplegia (penurunan motorik atau fungsi sensorik dari gerak tubuh), Setelah sebuah kecelakaan hebat menimpa Sri saat usianya 23 tahun dan menyebabkan kelumpuhan dari pinggang ke bawah. Pasca kecelakaan, selama 10 tahun Sri hanya terbaring di rumah dan menganggap dirinya tidak hanya kehilangan keduakakinya, namun juga kehilangan kebebasan dan kemandiriannya. “Namun hidup saya kembali saya rasakan indah, dan saya bagaikan terlahir kembali di mana pada suatu hari pada tahun 2007, saya menerima kursi roda dari UCP Wheels for Humanity, yakni organisasi internasional yang mengadvokasi hak penyandang disabilitas di negara-negara berkembang,” kata Sri.

Sri kemudian aktif menjadi motivator bagi para penyandang disabilitas lainnya untuk dapat bangkit membuat hidup menjadi berarti. Sri Lestari dengan motor yang dimodifkasi kini sedang menjalani program keliling tanah air untuk menyampaikan pesan-pesan dari penyandang disabilitas dan juga memberikan motivasi kepada sesama penyandang.

Sri mengendarai sepeda motor dari Aceh dan tiba di Medan pada Sabtu (12/9) yang disambut Hj Sutias Handayani Gatot Pujonugroho.Keduanya terlibat obrolan akrab dan Sutias berharap Sri Lestari menjaga kesehatan selama menjalankan program mulia tersebut. "Apa yang dilakukan Sri Lestari ini mudah-mudahan menjadi contoh bagi penyandang disabilitas lain untuk bangkit dan menjalani hidup dan menggapai cita-cita," ujar Sutias.

Keesokan harinya,Minggu (13/9), Sutias juga berkesempatan melepas Keberangkatan Sri Lestari menuju Danau Toba di Jln

Bukit Barisan Medan. Sebelum keberangkatan Sri sempat meminta kepada pemerintah provinsi Sumut melalui Sutias untuk lebih memperhatikan para penyandang distabilitas karena selama ini banyak fasilitas umum dan tidak mendukung kaumnya.

"Misalnya ekskalator, hingga fasilitas trotoar yang kini dipakai berjualan, sehingga para penyandang disabilitas bisa menggunakan fasilitas umum,"paparnya Sri yang diiring sejumlah penyandang disabilitas meninggalkan Medan. Dan rencananya setelah dari Danau Toba, Sri menuju Padang Sidimpuan dan kota Padang Sumatera Barat. Sri Lestari rencananya akan menempuh rute Aceh-Jakarta sepanjang sekitar 2.500 km.

Comments

Popular posts from this blog

Hasban Bisa Langsung Start, Sumut Bangkit 'Running Well'

Wagubsu Buka Acara Forum Komunikasi Ekonomi dan Keuangan Regional

Wagub Minta BKPRMI Sumut Kembangkan Ekonomi Syariah