NN, Suspek Ebola Asal Tj Morawa Meninggal Karena Cerebral Malaria

MEDAN- Kepala Dinas Kesehatan Sumut Dr Raden Roro Sri Hartati Surjantini, MKes mengatakan, suspek ebola asal Tanjungmorawa, NN, meninggal karena cerebral malaria. Menurut Roro, keluarga NN menyebutkan bahwa buruh migran di Nigeria ini memang mengidap malaria. Tak lama pulang dari luar negeri, malaria NN kambuh.

"Keluarga mengatakan, malarianya kambuh tapi tidak ditangani dengan baik. Akhirnya penyakit malaria pun sampai ke otak (cerebral)," ujarnya. Menurut Roro, NN menjadi suspek ebola karena baru kembali dari Nigeria dan dalam jangka waktu kurang dari dua pekan suhu badannya naik di atas 39 derajat celcius.

Namun, pemeriksaan Badan Litbangkes Kementerian Kesehatan terhadap almarhum menunjukkan hasil negatif. "Kepala Badan Litbangkes Kemenkes tentang hasil PCR (polymerase chain reaction) pasien almarhum NN, RS Adam Malik pemeriksaan sampel hari pertama, hari kedua dan hari ketiga semuanya negatif ebola," katanya.

Pemeriksaan PCR juga dilakukan kepada anak NN yang kontak dengannya. "Alhamdulilah hasilnya juga negatif ebola," katanya. Roro yang saat dihubungi sedang berada di Jakarta untuk menghadiri rapat koordinasi untuk menyikapi Ebola, mengatakan selain mewaspadai adanya warga yang menjadi suspek karena baru dating dari Afrika, pemerintah juga mewaspadai kemungkinan kontak Warga Negara Indonesia dengan warga asal negara dengan wabah Ebola.

Menurutnya, antisipasi ini sudah dilakukan dengan memberikan arahan kepada jemaah haji asal Sumut sebelum berangkat ke Mekah.

"Malam sebelum berangkat, para calon haji mendapat arahan dari Dinas Kesehatan untuk menjaga kondisi tubuh, menjauhi orang-orang yang diduga mengidap penyakit, dan apabila demam langsung ke pos kesehatan yang tersedia disana," ujarnya.

Saat tiba di Tanah Air, jemaah haji akan dipindai (scan) untuk mengetahui kondisi kesehatannya. Jika terindikasi terkena penyakit, seperti demam dengan suhu di atas 39 derajat Celcius, maka jemaah haji akan dikirim ke rumah sakit rujukan, RS Adam Malik, untuk menjalani perawatan.

Jemaah haji yang lolos dari pemindaian saat di bandara juga akan terus dipantau selama kurang lebih dua pekan karena masa inkubasi ebola adalah 21 hari. Jadi jika dalam kurun waktu itu ada yang mengalami gejala sakit seperti demam, maka yang bersangkutan akan segera diarahkan ke RS Adam Malik.

Comments

Popular posts from this blog

Hasban Bisa Langsung Start, Sumut Bangkit 'Running Well'

Wagubsu Buka Acara Forum Komunikasi Ekonomi dan Keuangan Regional

Wagub Minta BKPRMI Sumut Kembangkan Ekonomi Syariah