Gubsu Klaim Sumut Masuk 10 Besar Provinsi Terbaik Bidang Investasi, Mampu Realisasikan Rp10 T

Provinsi Sumatera Utara mendapat penghargaan regional champions dari Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) sebagai nominasi 10 besar provinsi terbaik dibidang investasi sepanjang tahun 2013, baik PMDN (Penanaman Modal Dalam Negeri) mampu PMA (Penanaman Modal Asing) mampu merealisasikan dengan nilai investasi Rp10 triliun lebih.

Demikian dilaporkan Gubsu Gatot Pujo Nugroho pada rapat paripurna DPRD Sumut, dalam agenda penyampaian LKPj (Laporan Keterangan Pertanggungjawaban) Gubsu tahun 2013, dipimpin Ketua Dewan H Saleh Bangun, Senin (12/5) di gedung dewan.

Disebutkan, perkembangan investasi di Sumut  dari penanaman modal dalam negeri sampai triwulan III tahun 2013, mampu direalisasikan sebanyak 81 proyek dengan nilai investasi Rp3,731 triliun lebih. Sedangkan penanaman modal asing mampu merealisasikan sejumlah 155  proyek dengan nilai investasi Rp6,694 triliun lebih. “Urusan  penanaman modal ini merupakan salah satu indikator dari gambaran perekonomian Sumut untuk kinerja penyelenggaraan urusan wajib pemerintahan,” ujarnya.

Gubsu juga melaporkan kinerja perekonomian Propsu secara makro diukur berdasarkan perubahan nilai PDRB (Produk Domestik Regional Bruto) atas dasar konstan tahun 2000 khususnya 5 tahun terakhir dari 2008-2012 menunjukkan keadaan yang membaik dengan pertumbuhan ekonomi di atas 6 persen per tahun. Dibanding dengan pertumbuhan ekonomi nasional secara rata-rata, Sumut mampu melebihi pertumbuhan ekonomi nasional yang hanya mencapai 5,78 persen.
Kinerja perekonomian Sumut tahun 2013, ungkapnya, dibanding tahun 2012 yang diogambarkan PDRB atas dasar harga konstan tahun 2000, mengalami peningkatan 6,01 persen. Peningkatan ini didukung dengan pertumbuhan positif pada semua sektor ekonomi, yang meliputi sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan merupakan sector yang mencapai pertumbuhan tertinggi yaitu 8,31 persen.

Sektor lain yang mengalami pertumbuhan cukup tinggi terutama sektor perdagangan, hotel dan restoran 7,78 persen, sektor pengangkutan dan komunikasi 7,60 persen, sektor bangunan 7.17 persen dan sektor pertambangan dan penggalian, sektor pertanian, secktor industry, serta sektor listrik, gas dan air bersih masing-masing tumbuh di bawah 6 persen.

Pada tahun 2013, lapor Gubsu, sektor industry pengolahan masih mendominasi struktur PDRB Sumut sebesar 21,58 persen, diikuti sector pertanian 21.32 persen, sektor perdagangan, hotel dan restoran 19,29 persen, sektor jasa-jasa 11,51 persen, sektor pengangkutan dan komunikasi 9,55 persen, sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan 7,68 persen, sektor bangunan 6,92 persen, sektor pertambangan dan penggalian 1,30 persen dan sektor listrik, gas dan air bersih 0,85 persen.

“Dilihat dari sisi penggunaan, pertumbuhan ekonomi Sumut tahun 2013 yang mencapai 6,01 persen, konsumsi rumah tangga member sumbangan 4,65 persen, pertumbuhan modal tetap bruto 1,48 persen, konsumsi pemerintah 0,41 persen, perubahan stok 0,30 persen, konsumsi nirlaba 0,01 persen dan ekspor barang dan jasa neto -0,85 persen,” ujarnya.

Sedangkan nilai ekspor barang dan jasa atas dasar harga berlaku naik dari Rp152,71 triliun pada tahun 2012 menjadi Rp170,99 triliun pada tahun 2013 atau naik 11,97 persen. Nilai impor barang dan jasa Sumut atas dasar harga berlaku meningkat dari Rp121,78 triliun tahun 2012 menjadi Rp139,11 triliun pada tahun 2013 atau naik 14,23 persen. “Kegiatan perdagangan luar negeri Sumut hingga Desember 2013 tercatat surplus sebesar US$ 4,49 milyar dengan eskpor US$ 9,60 milyar dan impor US$ 5,11 milyar,” ungkap Gubsu. (A4/h)

Source: SIB

Comments

Popular posts from this blog

Hasban Bisa Langsung Start, Sumut Bangkit 'Running Well'

Wagubsu Buka Acara Forum Komunikasi Ekonomi dan Keuangan Regional

Wagub Minta BKPRMI Sumut Kembangkan Ekonomi Syariah